Rabu, 09 Maret 2011

MAN

Man ....
Unik memang bila kita membicarakan masalah makhluk yang satu ini. Tak jarang banyak wanita yang mencibir karna benci, namun tak sedikit terlihat binaran bintang di mata wanita bila membicarakan makhluk ini. 
Hikh.. hikh.. ini pengalaman pribadi juga sih, he.. 
Memang makhluk yang namanya laki-laki banyak yang menyebalkan, tapi sejuta yang menyenangkan juga kok.... Saya ingin berbagi rahasia tentang makhluk ini. Benar - benar unik, dan rasanya bila suatu saat nanti saya memiliki uang yang banyak, ingin membuat museum koleksi dari berbagai bentuk dan gaya mereka. haha... 
Suatu hari saya pernah dekat dengan salah satu pria, kawan baik yang ketika itu saya lihat pria ini begitu egois, memiliki prinsip hidup yang kuat, tak mau direndahkan, khususnya bila yang merendahkan itu seorang wanita. Beliau pernah berkata pada saya, bahwa uang bukanlah segalanya untuk hidup, kemiskinan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Subhanallah... Begitu kuatnya karakter seorang laki-laki yang melekat pada dirinya, yang saat itu membuat saya lama membiarkan mulut buka, karna kagum. 
hikh..hikhh.. Jadi malu.. 
Namun bersama dengan mengalirnya masa, rasa kagum itu hilang bersama hilangnya prinsip yang kuat.  Akhirnya kawan baik, yang selalu mengemas prinsip - prinsip hidup berupa harga diri, kini tinggal kenangan. Dan harta pulalah yang menjadi kendaraan hidupnya kini. 
Tapi... Para wanita tenang deehhh.. 
Itu cuma sebagian kecil kok, saya masih menemui seorang pria yang baik, bertanggung jawab, dan sangat melindungi keluarga, khususnya ibu dan saudara perempuannya. Ini yang terjadi pada sahabat baikku, seorang pria India yang saya panggil akrab " Kak Najeeb ". Begitu besarnya perhatian kak Najeeb pada Ibu dan adik perempuannya. Sehingga seluruh hidupnya dipersembahkan hanya untuk Ibu dan seorang adik perempuan, sehingga beliau lupa memperhatikan diri. Doa untuk Ibu dan adik perempuannya tak lepas dipanjatkan kak Najeeb ketika shalat.
Pria adalah seorang manusia biasa, yang penuh dengan salah dan khilaf. Kawan... Pandanglah kelebihan mereka dengan ungkapan rasa syukur dan Lihat kekurangan mereka dengan senyuman untuk memenuhi ruang kesabaran kita. Bagaimana dengan wanita?????

Sedikit Tulisan Tentang Komunikasi Anak

Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat segaris senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Perkembangan kepribadian anak yang positif dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pola komunikasi orang tua terhadap anaknya. Bagaimana cara orang tua berkomunikasi dengan anaknya menentukan cara anak berkomunikasi dengan lingkungannya. Jika pola komunikasi orang tua buruk, maka dampak negatif akan dirasakan oleh anaknya. Diantaranya mendorong munculnya kepribadian antisosial, dependen, dan minder pada anak. Perkembangan kepribadian anak yang positif dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pola komunikasi orang tua terhadap anaknya. Bagaimana cara orang tua berkomunikasi dengan anaknya menentukan cara anak berkomunikasi dengan lingkungannya.
Komunikasi yang baik adalah ketika orang tua memperhatikan atas segala yang terjadi pada anak atas apa yang telah dilakukannya selama sehari. Apabila anak mau untuk bebicara atau menceritakan segala yang telah terjadi pada dirinya, berarti anak merasa orang tua adalah tempat untuk mencurahkan segala isi hatinya. Hal ini disebabkan karena orang tua selalu memberikan waktu yang tepat agar anak dapat bercerita. Karena banyak sebagian orang tua tidak mampu untuk memberikan atau meluangkan waktu untuk anak. Maka orang tua harus memiliki semangat untuk berkomuniksi dan memahmi tentang komunikasi.
Semangat berkomunikasi kepada anak bukan berarti memberikan instruksi, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, menemani, dan membuat suasana menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan komunikasi empatik, maka belajar bersama orangtua bagi sang anak bukanlah sesuatu yang menakutkan dan membebani, melainkan menjadi pengalaman bermain yang menyenangkan. 
Maka, mencoba memahami anak adalah merupakan keasyikan tersendiri bagi orangtua. Dengan memahami anak, tidak memaksakan persepsi kepada mereka, didapat tiga keuntungan. Pertama, anak lebih memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi dan berkembang secara wajar sesuai dengan sifat alaminya. Kedua, orangtua bisa belajar mengambil inspirasi dari hal-hal tak terduga yang muncul dari sifat spontanitas anak. Ketiga, anak tidak merasa terbebani dalam berbuat sesuatu. 
Masalah komunikasi di keluarga, tak lepas dari peran orangtua yang sangat dominan. Kualitas komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orangtua berkomunikasi kepadanya. Komunikasi akan sukses apabila orangtua memiliki kredibilitas di mata anaknya. Begitu pula komunikasi suami istri akan efektif bila keduanya telah saling percaya.
Anak adalah anugerah ilahi yang unik dengan dunianya yang khas kekanak-kanakan. Dia sering mempersepsi sesuatu dengan sederhana, tetapi justru menjadi rumit bagi orang dewasa. Di sinilah perlunya orangtua memahami anak. Sebab sering terjadi, orangtua memaksakan persepsinya pada anak. Sehingga anak menjadi tertekan, tidak enjoy lagi berdekatan dengan orangtuanya. Dia merasa tidak senang didampingi orangtuanya ketika belajar. Semangat berkomunikasi kepada anak bukan berarti memberikan instruksi, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, menemani, dan membuat suasana menyenangkan bagi anak.
Dengan menggunakan komunikasi empatik, maka belajar bersama orangtua bagi sang anak bukanlah sesuatu yang menakutkan dan membebani, melainkan menjadi pengalaman bermain yang menyenangkan. Maka, mencoba memahami anak adalah merupakan keasyikan tersendiri bagi orangtua. Dengan memahami anak, tidak memaksakan persepsi kepada mereka, didapat tiga keuntungan. Pertama, anak lebih memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi dan berkembang secara wajar sesuai dengan sifat alaminya. Kedua, orangtua bisa belajar mengambil inspirasi dari hal-hal tak terduga yang muncul dari sifat spontanitas anak. Ketiga, anak tidak merasa terbebani dalam berbuat sesuatu.

Senin, 07 Maret 2011

Bagaimana Menjadi Guru yang Baik

Tak bisa dipungkiri bahwa seorang guru adalah profesi yang sangat mulia. Karena gurulah yang membuat seseorang bisa menjadi presiden, jadi politisi, jadi profesor, jadi pengusaha dan lain-lain. Terlebih lagi guru SD, sungguh sangat besar jasanya bagi kita semua. Tanpa beliau, tidak sedikit orang yang buta huruf dan kehilangan etika dan moral. Karena, guru SD lah yang mengajari kita membaca dan menulis. Kemudian, guru SD juga yang mengenalkan kita budi pekerti luhur, sopan santun, dan cinta sesama. Begitu besarnya pengabdian guru sehingga
seorang pencipta lagu menggambarkan bahwa " Engkau ( guru ) sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan ".
Begitu mulianya tugas seorang guru. Mengajari anak orang supaya bisa membaca dan menulis serta memperoleh ilmu pengetahuan, kemudian mendidik anak orang supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Dengan demikian, sungguh berat sebenarnya tugas seorang guru. Guru mengajar dan mendidik siswa dalam rangka mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, serta mampu melakukan perubahan-perubahan di tengah masyarakat . Bisa dikatakan bahwa gurulah tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan. Karena di tangan gurulah masa depan generasi muda ini ditentukan. Namun sebagai guru hendaklah kita berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini. Jika kita salah dalam mendidik mereka, maka akan salah pula nanti produk pendidikan yang dihasilkan. Ingat, bahwa yang kita cetak ini manusia. Jadi, butuh kerja keras dan kesabaran ekstra. Lain halnya dengan mencetak kue, diadon, masukkan ke cetakan, trus di masak. Selesai. Jadilah kue bolunya. Sangat gampang. Namun, meskipun demikian, kita pun perlu hati-hati dalam membuatnya. Karena, jika salah dalam mengadon bahannya, bisa jadi kue kita jadi bantat dan jika ga dikontrol apinya, bisa jadi kue kita gosong.

Dalam pendidikan, yang akan kita cetak itu adalah manusia. Bukan tepung terigu dan telur yang tidak pernah protes meskipun kita campur aduk dengan bahan apapun. Kalau yang kita cetak adalah makhluk hidup, kita harus lebih banyak belajar dan terus meningkatkan ketrampilan dalam mencetaknya. Agar output yang dihasilkan juga sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pendidikan, output yang kita harapkan adalah siswa yang bukan hanya baik saja, tetapi juga benar. Oleh karena itu, guru sebagai pencetaknya, juga harus melakukan pengajaran dan pendidikan dengan cara yang baik dan benar. Ingat, baik saja belum cukup. Karena sesuatu yang baik, belum tentu benar. Mengajar adalah sesuatu yang baik, tetapi belum tentu kita mengajar dengan cara yang benar. Oleh karena itu, baik dan benar harus menjadi satu kesatuan yang utuh, yang berjalan bersama-sama dan tidak ada yang boleh tertinggal.

Naaaahhh, bagaimana supaya kita bisa menjadi guru yang baik dan benar??
Menurut saya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh untuk menjadi guru yang baik, yaitu:

1. Meluruskan dan Memantapkan Niat

Banyak dari kita menjadi guru hanya sekedar pelarian saja. Karena tidak dapat pekerjaan lain. Jika begini, maka kita tidak akan pernah memiliki target dan visi yang jelas ketika menjadi guru. Mungkin cenderung hanya berorientasi pada materi semata, bukan keberhasilan pendidikannya. Kita tidak mengindahkan bahwasanya materi adalah hal yang dibutuhkan untuk hidup. Segalanya butuh uang, namun uang bukanlah segalanya. Namun sebelum atau bila kitah terlanjur menjadi seorang guru, marilah sama-sama kita meluruskan niat lagi, Mengapa kita menjadi guru? Apakah sekedar mencari nafkah atau memang benar-benar ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas?

2. Memiliki akhlak yang baik


Istilah ”guru”, sering kita kenal dengan ”digugu dan ditiru”. Artinya bahwa segala gerak-gerik, perkataan, dan tingkah laku guru sedikit banyaknya akan dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, kita mesti mencontohkan akhlak yang mulia bagi murid-murid kita. Agar mereka juga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Hindarilah sifat-sifat tercela seperti membenci, marah yang berlebihan, mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor, mencaci maki murid, dendam terhadap murid, dan berlaku tidak sopan terhadap murid. Hargailah murid selayaknya menghargai diri sendiri. Sayangilah murid, sebagaimana kita sayang pada diri, keluarga atau anak kita sendiri. 

3. Senantiasa belajar untuk menjadi pribadi yang semakin baik


Jika sekarang kita sudah baik, berusahalah terus untuk menjadi lebih baik dihari-hari berikutnya. Jika kita belum baik, maka perbaiki diri kita mulai sekarang dan terus ditingkatkan untuk hari-hari berikutnya. Yang jelas, semuanya itu perlu proses belajar. Jika suatu hari kita salah dalam memperlakukan dan mendidik murid, maka belajarlah untuk memperbaikinya di lain waktu. Jangan merasa malu dengan kritikan dari seorang murid yang mengatakan sebuah kebenaran tentang kita. 

4. Memandang murid sebagai manusia yang berpotensi.

Jangan pandang mereka sebagai gelas kosong yang siap kita tuangi air sampai penuh, bahkan meluber. Setiap manusia pasti memiliki potensi, kita tinggal menggali dan mengembangkannya saja. Dengan demikian, proses belajar akan lebih bermakna dan memperoleh hasil yang maksimal. Setiap anak mempunyai keunikan dan kelebihan masing-masing. Bila kita memiliki siswa yang tampak tidak memiliki kecerdasan yang membanggakan buat kita. Yakinlaahh.. suatu hari pasti dia akan memperlihatkan kecerdasannya karena usaha dari kita.

5. Jangan pernah merasa diri kita selalu benar


No one perfect. Meskipun kita guru dan lebih tua dari murid, tetap saja peluang salah terbuka untuk kita. Dan murid, meskipun lebih muda dan mungkin ilmunya belum sebanyak kita, tetap berpeluang untuk lebih benar dari kita. Karena kita sama-sama manusia, yang memiliki peluang yang sama untuk berbuat salah dan. Untuk itu , jangan merasa diri kita selalu benar.
Mengajar itu ibadah, Apalagi bila hasil dari ibadah ini kita dapatkan ketika mereka besar dengan kesuksesan hidup, atau mungkin kita dapati kesuksesan mereka diakhirat nanti yang akhirnya dapat memberatkan timbangan kebaikan kita menuju jannahNya. Amiinnn

Semoga bermanfaat untuk kita semua.