Senin, 07 Maret 2011

Bagaimana Menjadi Guru yang Baik

Tak bisa dipungkiri bahwa seorang guru adalah profesi yang sangat mulia. Karena gurulah yang membuat seseorang bisa menjadi presiden, jadi politisi, jadi profesor, jadi pengusaha dan lain-lain. Terlebih lagi guru SD, sungguh sangat besar jasanya bagi kita semua. Tanpa beliau, tidak sedikit orang yang buta huruf dan kehilangan etika dan moral. Karena, guru SD lah yang mengajari kita membaca dan menulis. Kemudian, guru SD juga yang mengenalkan kita budi pekerti luhur, sopan santun, dan cinta sesama. Begitu besarnya pengabdian guru sehingga
seorang pencipta lagu menggambarkan bahwa " Engkau ( guru ) sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan ".
Begitu mulianya tugas seorang guru. Mengajari anak orang supaya bisa membaca dan menulis serta memperoleh ilmu pengetahuan, kemudian mendidik anak orang supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Dengan demikian, sungguh berat sebenarnya tugas seorang guru. Guru mengajar dan mendidik siswa dalam rangka mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, serta mampu melakukan perubahan-perubahan di tengah masyarakat . Bisa dikatakan bahwa gurulah tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan. Karena di tangan gurulah masa depan generasi muda ini ditentukan. Namun sebagai guru hendaklah kita berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini. Jika kita salah dalam mendidik mereka, maka akan salah pula nanti produk pendidikan yang dihasilkan. Ingat, bahwa yang kita cetak ini manusia. Jadi, butuh kerja keras dan kesabaran ekstra. Lain halnya dengan mencetak kue, diadon, masukkan ke cetakan, trus di masak. Selesai. Jadilah kue bolunya. Sangat gampang. Namun, meskipun demikian, kita pun perlu hati-hati dalam membuatnya. Karena, jika salah dalam mengadon bahannya, bisa jadi kue kita jadi bantat dan jika ga dikontrol apinya, bisa jadi kue kita gosong.

Dalam pendidikan, yang akan kita cetak itu adalah manusia. Bukan tepung terigu dan telur yang tidak pernah protes meskipun kita campur aduk dengan bahan apapun. Kalau yang kita cetak adalah makhluk hidup, kita harus lebih banyak belajar dan terus meningkatkan ketrampilan dalam mencetaknya. Agar output yang dihasilkan juga sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pendidikan, output yang kita harapkan adalah siswa yang bukan hanya baik saja, tetapi juga benar. Oleh karena itu, guru sebagai pencetaknya, juga harus melakukan pengajaran dan pendidikan dengan cara yang baik dan benar. Ingat, baik saja belum cukup. Karena sesuatu yang baik, belum tentu benar. Mengajar adalah sesuatu yang baik, tetapi belum tentu kita mengajar dengan cara yang benar. Oleh karena itu, baik dan benar harus menjadi satu kesatuan yang utuh, yang berjalan bersama-sama dan tidak ada yang boleh tertinggal.

Naaaahhh, bagaimana supaya kita bisa menjadi guru yang baik dan benar??
Menurut saya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh untuk menjadi guru yang baik, yaitu:

1. Meluruskan dan Memantapkan Niat

Banyak dari kita menjadi guru hanya sekedar pelarian saja. Karena tidak dapat pekerjaan lain. Jika begini, maka kita tidak akan pernah memiliki target dan visi yang jelas ketika menjadi guru. Mungkin cenderung hanya berorientasi pada materi semata, bukan keberhasilan pendidikannya. Kita tidak mengindahkan bahwasanya materi adalah hal yang dibutuhkan untuk hidup. Segalanya butuh uang, namun uang bukanlah segalanya. Namun sebelum atau bila kitah terlanjur menjadi seorang guru, marilah sama-sama kita meluruskan niat lagi, Mengapa kita menjadi guru? Apakah sekedar mencari nafkah atau memang benar-benar ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas?

2. Memiliki akhlak yang baik


Istilah ”guru”, sering kita kenal dengan ”digugu dan ditiru”. Artinya bahwa segala gerak-gerik, perkataan, dan tingkah laku guru sedikit banyaknya akan dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, kita mesti mencontohkan akhlak yang mulia bagi murid-murid kita. Agar mereka juga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Hindarilah sifat-sifat tercela seperti membenci, marah yang berlebihan, mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor, mencaci maki murid, dendam terhadap murid, dan berlaku tidak sopan terhadap murid. Hargailah murid selayaknya menghargai diri sendiri. Sayangilah murid, sebagaimana kita sayang pada diri, keluarga atau anak kita sendiri. 

3. Senantiasa belajar untuk menjadi pribadi yang semakin baik


Jika sekarang kita sudah baik, berusahalah terus untuk menjadi lebih baik dihari-hari berikutnya. Jika kita belum baik, maka perbaiki diri kita mulai sekarang dan terus ditingkatkan untuk hari-hari berikutnya. Yang jelas, semuanya itu perlu proses belajar. Jika suatu hari kita salah dalam memperlakukan dan mendidik murid, maka belajarlah untuk memperbaikinya di lain waktu. Jangan merasa malu dengan kritikan dari seorang murid yang mengatakan sebuah kebenaran tentang kita. 

4. Memandang murid sebagai manusia yang berpotensi.

Jangan pandang mereka sebagai gelas kosong yang siap kita tuangi air sampai penuh, bahkan meluber. Setiap manusia pasti memiliki potensi, kita tinggal menggali dan mengembangkannya saja. Dengan demikian, proses belajar akan lebih bermakna dan memperoleh hasil yang maksimal. Setiap anak mempunyai keunikan dan kelebihan masing-masing. Bila kita memiliki siswa yang tampak tidak memiliki kecerdasan yang membanggakan buat kita. Yakinlaahh.. suatu hari pasti dia akan memperlihatkan kecerdasannya karena usaha dari kita.

5. Jangan pernah merasa diri kita selalu benar


No one perfect. Meskipun kita guru dan lebih tua dari murid, tetap saja peluang salah terbuka untuk kita. Dan murid, meskipun lebih muda dan mungkin ilmunya belum sebanyak kita, tetap berpeluang untuk lebih benar dari kita. Karena kita sama-sama manusia, yang memiliki peluang yang sama untuk berbuat salah dan. Untuk itu , jangan merasa diri kita selalu benar.
Mengajar itu ibadah, Apalagi bila hasil dari ibadah ini kita dapatkan ketika mereka besar dengan kesuksesan hidup, atau mungkin kita dapati kesuksesan mereka diakhirat nanti yang akhirnya dapat memberatkan timbangan kebaikan kita menuju jannahNya. Amiinnn

Semoga bermanfaat untuk kita semua.

2 komentar:

  1. Persembahkan yang terbaik untuk makhluk maniez nan lucu dalam kelas. Jadilah teladan untuk mereka, agar namamu dikenang mereka sepanjang hayat. Nilai tersirat dalam sebuah kertas untuk sebuah pengabdian tidaklah penting dari senyum maniez mereka.

    BalasHapus
  2. ... karena kertas yang polos itu kita sendiri yang mengajari mereka untuk menggambarnya, baik atau buruk!!!!

    BalasHapus