Jumat, 10 Desember 2010

CATATAN KEHIDUPAN

by Saleha Sumardie on Friday, 10 December 2010 at 22:06

Sudah sebuah suratan takdir, bahwa ada kelahiran juga ada kematian,  Ada pertemuan dan ada perpisahan, Kawan baru datang dan kawan lama menghilang. Inilah fenomena hidup yang ada, dan tak bisa ditawar, dialihkan atau ditukar tambah dengan gemerlapnya dunia dan harta. Namun yang menjadi sebuah catatan untuk kita renungi adalah, Perpisahan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Seberapa pahit bentuk perpisahan. Semua harus tetap berjalan, tak peduli penuh penyesalan dan kesedihan, karena hidup penuh dengan harapan yang baik.

        A.   Kelahiran dan  Kematian
Kelahiran dan Kematian, merupakan dua hal yang dekat tapi sangat berbeda maknanya. Kelahiran adalah masa dimana manusia memulai kehidupan yang harus dia pertanggung jawabkan nantinya. Ketika manusia lahir semua orang di sekitar kita tertawa, gembira, haru dan sejuta rasa bahagia menyambut kedatangan makhluk mungil nan suci. Banyak manusia lahir dengan suasana bahagia, orang tua senang, tetangga senang, semua senang, kecuali bayi yang terus menerus menangis.
Sedangkan berbeda hal dengan kematian. Kematian adalah suatu masa yang datang dengan tiba - tiba, hal yang ghoib menjemput manusia dan mengakhiri perjalanannya dalam mencari bekal untuk kehidupan setelah kematian. Dan semua manusia yang ada di dunia ini pasti mengalaminya.
Ahli hikmah berkata, 
      “Wahai manusia! Ketika ibumu melahirkanmu, manusia tersenyum gembira dengan tangisanmu. Maka beramallah untuk dirimu, sehingga pada hari kematianmu engkau tersenyum gembira di saat manusia menangisimu."

        B.   Pertemuan dan perpisahan
Setiap ada pertemuan ada perpisahan. Setiap ada awal pasti ada akhirnya. Kadang pertemuan yang tidak kita inginkan ternyata membuah bekas yang menyenangkan di hati. Kadang pula  pertemuan yang kita harap-harapkan ternyata menambah luka dan terasa perih untuk dilupakan
Namun dengan adanya perjalanan dari proses pertemuan yang akhirnya berpisah, membuat kita berpikir bahwa tak ada hal yang kekal kecuali Allah Azzawazallah. 

Ada seseorang yang bercerita,
Tahun ini aku sebut dengan tahun perpisahan yang memilukan. Sedih dan rasanya tak ingin ada kata berpisah, tapi kenyataan adalah kenyataan yang tak mungkin kita menolak. Perpisahan dengan siswa yang aku cintai. Memang sih aku masih disana dan begitupun mereka. Mereka masih suka ke kelasku sambil membawa makanan kecil yang biasanya suka mereka bawa ke sekolah. Aku jadi ingat dulu, Zahra selalu membawa hadiah kecil. Hari ini dan besok hadiahnya  berbeda. Kadang dia suka malu-malu menawarkan makanan yang dibawanya dari rumah, tapi wajahnya terlihat senang ketika aku mengambil makanan yang dia berikan, “Ini untuk Ibu !” Katanya sambil berlalu dari hadapanku lalu ketika aku mulai memakannya, dia suka berkata, aku dan mama yang buat.”  Aku tersenyum melihat tingkah anak-anaknya.

Ingatan demi ingatan akan seorang anak yang membekas di hati sungguh membuat kita sedih. Namun apa boleh buat, inilah hidup, suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita jalanin dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan diri. Dan hikmah dari perpisahan adalah, Allah ingin menguji keimanan dari hambanya. Seberapa besar cinta kita ke padaNya. Apakah kecintaan kita kepada seorang atau beberapa orang makhluk melebihi cinta kita kepadaNya.

        C.   Harapan dari kehidupan
Hidup penuh dengan harapan, tapi kita tidak bisa bergantung pada sebuah harapan. Adalah baik bila kita berharap yang terbaik. Tetapi Kita tidak bisa hanya berharap tanpa adanya tindakan.
 Harapan tidak akan mengecewakan  bila hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen. Dalam hidup ada kemewahan, kesenangan  dan ada keterburuk. Kenyataannya adalah kita saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan, bisa melaksanakannya, dan mampu membuat perbedaan  jauh lebih berharga ketimbang segala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.
Saat dunia gelap  hidup adalah alasan mengapa anda harus menjadi cahaya. Dan Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang kita temui, tetapi kita harus melewati segala tantangan. Namun ada kalanya harapan itu jauh dari gapaian tangan kita, dan sulit di jangkau.  Bila hal itu terjadi ada 2 hal yang hendaknya kita amati, sebagai bahan introfeksi diri kita, hal yang pertama, apakah kita sudah melakukan hal terbaik untuk menggapai  harapan tersebut. Dan yang kedua adalah, sebagai  bekalan kita untuk menuju JannahNya. Karena kesabaran kita dalam menjalani hidup yang penuh harap, diiringi tawakal dan berdoa. Harapan kita bergantung pada Allah semata. Jangan coba kita bergantung pada selain Allah, karena harapan pada selain Allah adalah harapan yang semu, tidak nyata, pudar dan abu-abu. Harapan pada selain Allah akan menumbuhkan rasa sakit dan penyesalan yang mendalam.
Hal penting yang harus digaris bawahi adalah, Allah berdasarkan prasangka hambaNya. Bila kita merasa dekat denganNya, sesungguhnya Dia berada dekat dengan urat nadi kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar